Pendahuluan
Barbiturat adalah obat yang bertindak sebagai depresan sistem saraf
pusat, dan menghasilkan efek yang luas, dari sedasi ringan sampai anestesi
total. Barbiturat juga efektif sebagai anxiolitik, hipnotik, dan antikolvusan. Barbiturat
memiliki potensi kecanduan, baik secara fisik dan psikologis.
Secara kimia,
barbiturat merupakan derivat asam barbiturat. Asam barbiturat
(2,4,4-trioksoheksahidropirimidin) merupakan hasil reaksi kondensasi antara
ureum dengan asam malonat.
Pembagian Barbiturat
- Aksi pendek (short acting) contohnya Pentobarbital, Sekobarbital, dan Amobarbital
- Aksi lama (long acting) contohnya Penobarbtital
Indikasi Barbiturat
- Sebagai hipnotik sedatif
- Kejang
- Eklamsia
- Epilepsi
- Antikonvulsan
Mekanisme Kerja
Barbiturat
menyerang tempat ikatan tertentu pada reseptor GABA A sehingga kanal klorida
terbuka lebih lama yang membuat klorida lebih banyak masuk sehingga menyebabkan
hiperpolarisasi dan pengurangan sensitivitas sel-sel GABA. Dimana barbturat merupakan kelanjutan
efek terapi. Disini, barbiturat adalah agonis dari GABA yang bekerja mirip
dengan GABA sehingga ketika terjadi hiperpolarisasi maka tidak terjadi
depolarisasi sehingga tidak terjadi potensial aksi dan terjadinya anastesi.
Ketika anastesi
telah berlangsung, perlu diperhatikan dalam penggunaan barbiturat. Sebab,
barbiturat merupakan obat yang distribusinya luas. Karena seperti yang kita
ketahui bahwa tahap-tahap anatesi ada empat tingkatan dan yang paling fatal
adalah pada tingkat keempat dimana dapat terjadi koma bahkan kematian pada
pasien.
Farmakodinamik
Peningkatan
dosis => sedasi => memaksa tidur (hipnose) => anastesi => koma dan kematian
Efek samping
- Dapat menyebbakan hiperalgesia (rasa nyeri yang berlebihan)
- Dapat mengakibatkan reaksi paradoksal (kegelisahan, emosional yang labil terutama pada lansia)
- Vertigo
- Mual
- Diare
- Kelainan emosional
Farmakokinetik
- Barbiturat kerja lama karena lipofil rendah (10-20 hari)
- t 1/2 120 – 150 jam
- Metabolisme sedikit (metabolit tidak aktif) di hati
- Eliminasi sampai 30 % tidak berubah di ginjal sehingga menetap didalam tubuh lama (bahaya lebih besar)
Interaksi Obat
Efek barbiturat
diperkuat oleh penekan saraf pusat seperti neuroleptik, trankulansi,
antihistamin, analgetik tipe morfin dan alkohol.
Ketergantungan Barbiturat
- Terjadi setalah 1-2 minggu komsumsi obat terus menerus sehingga efek sedatif hipnotik menurun maka diberikan dosis lebih tinggi (10 kali lipat) bahayanya penyempitan lebar terapetik yang jauh karena terjadi :
1. Toleransi farmakodinamik (proses adaptasi pada
reseptor di SSP)
2. Toleransi farmakodinamik (peruraian barbiturat
lebih banyak karena ada induksi enzim sitokrom P450.
- Menyebabkan efek euforia (kesenangan berlebihan)
Intoksisitas
- Tidak sadar; napas lambat; datar sebagai akibat hambatan pernafasan sentral
- Penurunan tekanan darah (efek depresif pada peredaran darah)
- Fungsi ginjal menurun sampai gagal ginjal
- Setelah intoksikasi akut yang dapat diatasi, kadang-kadang terjadi perubahan pada kulit
Pengobatan intoksisitas (anti dotum/anti
racun)
- Arang aktif sebagai anti dotum umum
- Simtomatik (pengobatan dengan menghilang gejala sakit), karena tidak ada antidotum yang spesifik pada intoksikasi barbiturat
- Bilas lambung untuk mengeluarkan sisa-sisa tablet yang tidak terabsorbsi, masih ada manfaat setelah beberapa jam (motilitas lambung –usus berkurang karena intoksikasi). Pembiasan baru dilakukan setelah tube trakeal dimasukkan, karena jika tidak dimasukkan akan terjadi bahaya aspirasi.
- Intubasi dan pernapasan O2 pada pasien yang kebanyakan hipoksemis (penurunan konsentrasi oksigen dalam darah)
- Mempertahankan sirkulasi dan fungsi ginjal , infus dengan plasmaexpander
- Diuresis paksa dengan Furosemid i.v, dikombinasi dengan infus ekuivalen yang dilengkapi dengan NaHCO3 untuk membebaskan urin sehingga eliminasi barbiturat dipercepat. Dimana, Furosemid berguna untuk merangsang urin agar keluar dan fungsi dari Natrium Bikarbonat (NaHCO3) adalah untuk memberikan suasana basa.
- Mungkin juga perlu dilakukan hemodialisis atau hemoperfusi (cuci darah)
Peringatan
- Tidak boleh menghentikan mendadak suatu terapi jangka panjang, harus dikurangi secara bertahap
- Bahaya timbulya putus obat lebih besar dan fatal
Daftar Pustaka
Gery Schmitz,
dkk. “Farmakologi dan Toksikologi”. Edisi III. EGC. Gramedia.
Syarif Amir.
“Farmakologi dan Terapi”. Edisi IV. Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia
obat pengganti barbiturat ini ada ngga ya? tolong dibantu yaa.. jogja kehabisan stok ini, ini penting. tolong dibantu, terimakasih
BalasHapusAda opat pengganti aspirin
BalasHapus